Sabtu, 15 Februari 2014

Menemukan Tuhan dalam Pernikahan

Analogi-Analogi dalam Pernikahan Mengajarkan Kita Kebenaran Tentang Tuhan

[Pernikahan] adalah pembuka rahasia yang tak kenal ampun, sebuah lampu sorot yang menyinari tempat-tempat tergelap dalam sifat manusia.
- Katherine Anne Porter

Ada benang merah yang sangat kuat di dalam Alkitab yang membandingkan hubungan Tuhan dan umat-Nya dengan hubungan dalam lembaga pernikahan.

Tuhan menempatkan pernikahan di antara umat manusia sebagai salah satu dari sekian banyak "penunjuk jalan" untuk mengarahkan kita pada keberadaan-Nya yang kekal.

Salah satu pemikir kristiani dalam sejarah, yaitu Agustinus (354-430 M), berpendapat bahwa ada tiga berkat dari pernikahan, yaitu:  keturunan, iman (kesetiaan), dan sakramen.

Kita tidak memiliki integritas untuk membahas tentang berakhirnya sebuah "hubungan yang rusak" dan menyingsingnya fajar "damai sejahtera", jika pernikahan kita sendiri ditandai dengan perceraian, pertengkaran dan kebencian.

Bagaimana kita bisa mengajarkan anak-anak kita bahwa janji Tuhan akan perdamaian merupakan sebuah kepastian jika mereka melihat realitas bahwa kita sendiri tidak sanggup menepati janji?

Jika kita menikah hanya untuk mengejar kebahagiaan, lalu pada satu titik kebahagiaan tersebut menghilang karena alasan apa pun, maka satu percikan kecil api dapat membakar seluruh hutan pernikahan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar