Sabtu, 01 Maret 2014

Yesus Mengutuk Pohon Ara (Matius 21:18-22)

Pengamatan: Mengamati kebenaran dengan menemukan fakta-fakta dan informasi berdasarkan ayat-ayat Alkitab

Pada pagi hari (Yunani: proia = early, at day break) Yesus berjalan kembali ke kota Yerusalem, dalam perjalanan Beliau merasa lapar (ay.18). Tuhan Yesus melihat pohon ara dan menghampirinya, tetapi hanya mendapati daun-daun (yang bukan untuk dimakan-penulis) (ay.19a). Tuhan Yesus berkata kepada pohon ara itu bahwa ia tidak akan berbuah lagi selama-lamanya, dan seketika itu juga pohon ara tersebut kering. 

Murid-murid Tuhan Yesus heran karena melihat pohon ara yang tidak berbuah tersebut tiba-tiba menjadi kering (Yunani: xeraino = dry up, wither) (ay.20). Tuhan Yesus menjelaskan kebenaran tentang kuasa perkataan yang diucapkan dengan percaya dan tidak bimbang (ay.21). Tuhan Yesus juga mengajarkan tentang dahsyatnya kuasa doa yang dipanjatkan dengan penuh kepercayaan (Yunani: pisteuo = to think to be true, to entrust a thing to one) (ay.22).

Pemahaman: Memahami kebenaran berdasarkan fakta-fakta yang telah diperoleh dari dalam Alkitab
  • Tuhan Yesus adalah pribadi yang rajin, pagi-pagi hari Beliau sudah beraktivitas (ay.18; band. Mrk.1:35).
  • Tentang tidak adanya buah pada pohon ara yang dikutuk: "Sebelum musim buah yang sebenarnya, pohon ara akan bertunas dan mengeluarkan daun yang banyak serta buah awal yang hanya sebesar buah almond, orang-orang Arab Palestina menyebut buah ara tersebut taqsh. Taqsh tersebut akan rontok sebelum musim buah yang sesungguhnya. Namun taqsh tersebut biasanya dimakan oleh para petani dan mereka yang lapar. Jika taqsh tidak muncul, dapat dipastikan bahwa pohon ara tersebut tidak akan berbuah pada musimnya nanti. Taqsh inilah yang dicari oleh Tuhan Yesus (baca: Mrk.11:13)."
  • Setiap pohon buah-buahan tentu diharapkan dapat menghasilkan buah pada musimnya, namun jika ternyata pohon tersebut tidak berbuah, lalu apa manfaatnya? (baca: Mat.3:10). Tuhan Yesus berharap orang-orang Yahudi yang sudah Dia layani selama kurang lebih 3 tahun dapat menghasilkan buah, namun kenyataannya mereka bahkan belum juga menunjukkan tanda-tanda pertobatan (Luk.13:6-7; band. Yer.8:13; 24:1-10).
  • Perkataan orang beriman besar kuasanya, dan iman yang sejati adalah iman yang dimanifestasikan/diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat disaksikan dan dirasakan kuasanya (ay.19-22; Mat.8:13; 9:29; 15:28).
Penerapan: Menerapkan kebenaran dalam praktek hidup sehari-hari berdasarkan pemahaman-pemahaman yang telah diperoleh
  1. Mari kita hidup rajin sesuai teladan Tuhan Yesus, Tuhan tidak suka orang malas (baca: Mat.25:26-30; Ams.18:9).
  2. Tuhan sudah sangat baik kepada kita, oleh karena itu mari kita menghasilkan buah yang berkenan kepada Tuhan, yaitu:
    • Buah pertobatan (Mat.3:8);
    • Buah pelayanan/perbuatan (1Kor.3:12-15);
    • Buah Roh Kudus (Gal.5:22-3).
  3. Mari kita mohon iman yang sejati kepada Tuhan Yesus dan berhenti saling menghakimi atau merasa diri benar (Gal.6:3-5).
Beriman itu baik, tapi merasa paling beriman itu tidak baik!
Hidup benar itu baik, tapi merasa paling benar itu tidak baik!
Hidup suci itu baik, tapi merasa paling suci itu tidak baik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar