Minggu, 16 Maret 2014

Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:1-11)

Pengamatan: Menemukan fakta-fakta dan informasi berdasarkan ayat-ayat Alkitab

Pada masa itu orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus hidup dengan rukun, mereka saling mengasihi dan saling berbagi. Ada di antara mereka seorang bernama Ananias, Ananias memiliki isteri bernama Safira. Ananias menjual aset tanah yang dia miliki dan bermaksud untuk mempersembahkan uang hasil penjualan tanah tersebut untuk pekerjaan Tuhan. Setelah tanah yang dia jual laku, dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil pernjualan itu (ay.2).

Rasul Petrus yang penuh dengan Roh Kudus mengetahui ketidakjujuran yang telah dilakukan oleh Ananias dan menegornya dengan keras, "Ananias, mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus...?" (ay.3). Lebih jauh rasul Petrus berkata, "Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." (ay.4). Setelah menerima tegoran yang keras tersebut, Ananias jatuh rebah dan nyawanya putus (ay.5). Beberapa orang muda mengapani dan mengubur jasad Ananias di luar.

Kira-kira tiga jam kemudian Safira datang kepada rasul Petrus, tempat yang sama di mana sebelumnya suaminya datang. Pada waktu itu safira belum mengetahui peristiwa tragis yang telah menimpa suaminya. Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian." (ay.8). Mendengar jawaban Safira, rasul Petrus menegornya dengan keras, "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?" (ay.9). Lalu rubuhlah perempuan itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya (ay.10).

Pemahaman: Memahami kebenaran berdasarkan fakta-fakta dan informasi yang diperoleh dari Alkitab.

Berikut ini adalah beberapa pemahaman yang dapat kita peroleh dari kisah firman Tuhan tentang Ananias dan Safira, yaitu:

Ananias dan Safira sepakat untuk mencobai Roh Tuhan (ay.2,9). Kenyataannya ada orang yang beribadah, kepada Tuhan tetapi bukan dengan iman yang benar. Mereka datang beribadah ke rumah ibadah dengan niat untuk mencobai Tuhan dan menguji firman-Nya. Baca: Yesaya 29:13; Maleakhi 3:13-15; Ibrani 3:12.

Iblis bisa menguasai (Yunani: pleroo artinya: memenuhi, to make full, fill up) hati manusia (ay.3). Itu sebabnya firman Tuhan memperingatkan bahwa hati harus dijaga. Baca: Amsal 4:23; Markus 7:21; Ibrani 10:22.

Dengan berdusta terhadap hamba Tuhan (yaitu, rasul Petrus) tentang hasil penjualan tanah mereka, Ananias dan Safira dikatakan telah mendustai Roh Kudus (ay.3), mendustai Allah (ay.4), mencobai Roh Tuhan (ay.9).

Penerapan: Menerapkan kebenaran dalam praktek hidup sehari-hari berdasarkan pemahaman-pemahaman yang telah diperoleh.

Setelah memperhatikan dengan seksama kisah Ananias dan Safira, setidaknya ada tiga hal yang bisa kita praktekkan dalam hidup kita sehari-hari, yaitu:

Pertama: Pasangan suami dan istri boleh bersepakat (bahkan baik untuk bersepakat), tapi jangan salah dalam membuat kesepakatan. Jika suami istri ingin bersepakat, bersepakatlah dalam kebenaran (Matius 18:19-20).

Kedua: Jangan memberi kesempatan kepada iblis untuk memasuki hati kita (baca: Efesus 4:27; Lukas 4:13; 1 Petrus 5:8). Sebaliknya, kita harus melawan iblis dengan iman yang teguh (1 Petrus 5:9).

Ketiga: Jangan berdusta, apalagi mendustai hamba Tuhan (baca: Imamat 19:11-12; Yakobus 3:14; Matius 5:37; Yohanes 8:44).

2 komentar: